5 Soal Tambahan
1. Apa perbedaan antara masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, serta berikan contoh kasusnya!
Pada kehidupan masyarakat modern seperti
sekarang ini sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”.
Karakteristik masyarakat desa dan kota bisa
begitu berbeda akibat adanya beberapa perbedaan signifikan terkait cara hidup
sehari-hari dan sistem sosialnya. Ada ciri-ciri yang bisa dijadikan sebagai
pembeda antara masyarakat yang tinggal di desa dengan masyarakat yang tinggal
di daerah perkotaan seperti yang dijelaskan oleh Soekanto (1982: 149)
antara lain adalah :
1. Kehidupan Keagamaan.
2. Kemandirian.
3. Pembagian Kerja.
4. Peluang Memperoleh Pekerjaan.
5. Jalan Pikiran.
6.Perubahan Sosial.
7. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
8. Magnet kehidupan di perkotaan masih tinggi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya penduduk di kota yang berasal dari desa.
1. Kehidupan Keagamaan.
2. Kemandirian.
3. Pembagian Kerja.
4. Peluang Memperoleh Pekerjaan.
5. Jalan Pikiran.
6.Perubahan Sosial.
7. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
8. Magnet kehidupan di perkotaan masih tinggi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya penduduk di kota yang berasal dari desa.
Daerah yang termasuk pusat pemerintahan atau
ibu kota, seperti Jakarta.
Letak kota tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
Letak kota tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan, misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
Banyaknya ragam industri di daerah itu, yang menyediakan barang maupun jasa. Kecenderungan
bagi masyarakat desa mengarah pada kehidupan agamis dan religius, sedangkan
orang-orang kota lebih mengarah pada kehidupan duniawi. Pada masyarakat kota,
individu biasanya tidak terlalu bergantung pada orang lain sedangkan di desa,
antar warga biasanya memiliki hubungan yang erat karena satu sama lain sering
bergantung dalam berbagai hal dan kegiatan.
Studi Kasus : Perpindahan Penduduk di
Batanghari Mencapai 4000 Dalam Setahun, Ini Faktor yang Mempengaruhinya.
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Sepanjang
tahun 2018 angka pindah datang masyarakat di Kabupaten Batanghari cukup tinggi di angka
4 ribuan, Dinas Dukcapil Batanghari ada beberapa faktor
yang mempengaruhi.
Angka perpindahan penduduk kabupaten
Batanghari, baik ke antar desa, kecamatan, kabupaten maupun antar provinsi, dan
angka kedatangan penduduk terbilang tinggi.
Berdasarkan rekapitulasi surat pindah semua klasipikasi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) kabupaten Batanghari, terhitung sejak Januari hingga 28 Desember 2018, jumlah perpindahan penduduk di kabupaten Batanghari mencapai 4.739 jiwa.
Kepala Disdukcapil kabupaten Batanghari, Ade
Febriandi melalui Kasi Administrator Data Base pada Dinas Dukcapil Bujang
menjelaskan, jumlah perpindahan antar desa, kecamatan maupun kabupaten kota
berdasarkan rekapitulasi surat pindah semua klasifikasi tahun 2018
kabupaten/kota tahun 2018 sebanyak 4.739 jiwa. Sementara itu untuk jumlah
kedatangan sesuai rekapitulasi surat kedatangan semua klasipikasi tahun 2018
sebanyak 4.812 jiwa.
”Jumlah kepindahan berdasarkan rekapitulasi surat pindah semua klasipikasi ada 4.739 jiwa. Sedangkan untuk kedatangan ada 4.812 jiwa. Jumlah itu terhitung sejak Januari hingga 28 Desember 2018,” terang Bujang.
Dirinya juga mengakui, jika perpindahan dan
kedatangan penduduk baik antar desa, kelurahan, kecamatan maupun kabupaten/kota
ada beberapa factor yang mempengaruhi.
Diantaranya alasan ikut keluarga dan alasan
tempat pekerjaan. Sehingga mereka mengajukan surat pindah maupun kedatangan.
“ Alasan mereka pindah maupun datang, yang
mendomonasi itu dikarekanan ikut keluarga dan pekerjaan,” kata Bujang menutup.
Analisis : Banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya perpindahan penduduk, maka dari itu pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat harus bisa mengontrol perpindahan tersebut agar tidak
terjadinya perpindahan yang berlebihan yang mengakbitkan padatnya suatu daerah
akibat dari perpindahan itu.
2. Mengapa di dalam suatu masyarakat dapat
terjadi pertentangan sosial dan sebutkan faktor - faktor penyebab terjadinya
pertentangan sosial?
Mengapa didalam suatu masyarakat dapat terjadi
pertentangan sosial? Karena pertentangan atau konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Faktor – Faktor Penyebab pertentangan sosial :
1. Perbedaan individu.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
4. Terjadinya perubahan sosial.
3. Jelaskan hubungan antara ilmu pengetahuan
& teknologi dengan kemiskinan, berikan contoh!
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua
hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu
pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam
suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu
pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang
diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu,
ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap
sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan
ajaran agama. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain
dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata
adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari
struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan
teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh
struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem
atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Contoh hubungan antara ilmu pengetahuan dan
tekonologi dengan kemiskinan.
Rata-rata orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. Sedangkan salah satu cara
memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan
menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang
lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat
merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan memulai membuka suatu usaha
dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Studi Kasus : Teknologi Digital
Bantu Entasan Kemiskinan. [http://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/teknologi-digital-bantu-entasan-kemiskinan/632664/2018/10/13 ].
Nusa Dua, (Analisa) - Presiden Grup Bank
Dunia Jim Yong Kim mengatakan penggunaan teknologi digital dapat membantu
program pengentasan kemiskinan serta menyelesaikan persoalan kesenjangan yang
terjadi di seluruh dunia.
"Negara-negara harus mendorong investasi
secara efektif untuk menyiapkan diri terhadap masa depan yang terdampak oleh
teknologi digital," kata Kim dalam menyampaikan pidato pada Sidang Umum
Pertemuan Tahunan IMF-Grup Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat.
Kim mengatakan penggunaan telepon pintar,
internet maupun media sosial saat ini telah mengubah hidup banyak orang karena
bisa menjadi sumber aspirasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup
dan mendorong kesejahteraan.
Selain itu, tambah dia, pemanfaatan teknologi
maupun proses otomatisasi dalam berbagai bidang bisa mengubah cara kerja
seseorang, menciptakan profesi baru dan menghilangkan profesi lama yang tidak
bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.
"Inovasi dalam berbagai bidang bisa
mengubah ruang lingkup pekerjaan, menciptakan profesi baru dan meningkatkan
peluang kerja yang sebelumnya tidak ada beberapa tahun silam," ujar Kim.
Untuk itu, berbagai upaya mendorong
pemanfaatan teknologi digital harus mulai dilakukan karena sebanyak delapan
miliar orang diperkirakan telah memperoleh akses 'broadband' pada 2025 dan
sebagian besar diantaranya mempunyai telepon pintar.
"Teknologi ini harus bersinergi dengan
upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan skill yang
bermanfaat untuk mendorong kualitas hidup manusia," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati ikut mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk mewujudkan ekonomi
inklusif di negara-negara Asia Timur.
"Teknologi sudah jelas bisa membantu, dan
kita harus mendesainnya untuk memperkuat strategi perkembangan ekonomi yang
inklusif," katanya.
Menurut dia, Indonesia, dalam beberapa tahun
terakhir, telah menikmati manfaat teknologi digital untuk menunjang kemakmuran.
Salah satu contohnya kehadiran penyedia
layanan transportasi berbasis aplikasi daring, Go-Jek, yang telah memungkinkan
jutaan orang mengembangkan mata pencaharian mereka.
Sri Mulyani juga mengapresiasi inisiatif
penciptaan aplikasi lainnya yang dapat menghubungkan masyarakat yang sebelumnya
tidak terhubung. "Orang-orang kini bisa bertransaksi secara efisien
berdasarkan trust yang mereka saling bangun. Ide-ide ini luar biasa," kata
mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Analisis : Teknologi dan Ilmu pengetahuan
adalah dua hal yang penting yang harus dimiliki dimasa sekarang ini, karena
dunia terus berkembang. Jika masih banyak masyarakat yang awam dan anti
teknologi, pemerintah seharusnya harus meninjau lebih dalam dan mengedukasi
masyarakat agar tidak ketertinggalan zaman. Bukan berarti kita harus
meninggalkan budaya atau cara-cara tradisional, disamping itu semua saya kira
kita perlu terjun dan menguasai atau setidaknya mengetahui seperti apa
teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang. Karena dari itu semua, banyak dampak
positif yang mungkin bisa kita dapatkan.
Seperti : penguasaan akan komputer akan
mempermudah kita mengerjakan tugas kuliah, penggunaan mesin cuci memperingankan
pekerjaan rumah dan efisien waktu pakaian untuk kering lebih besar.
Bukan berarti juga, suku-suku yang masih
memegang teguh adat dan kebudayaan harus kita tumbangkan. Kita bisa memberikan
edukasi jika mereka mengizinkan, namun jika mereka menolak untuk hidup bersama
teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang ini, kita tidak bisa memaksakan.
4. Sebut dan jelaskan 3 tipe kaitan agama dan
masyarakat!
Kaitan agama dengan masyarakat dapat
mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh
(Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-
nilai sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan
terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya
keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.
2. Masyarakat- masyarakat pra- industri yang
sedang berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada
perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama
memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan
fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.
3. Masyarakat- masyarakat industri sekular
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan
teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar
penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah
penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu
akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris
berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan,
sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat
sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan
langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan
kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
5. Berikan contoh kasus konflik agama yang sering
tejadi di masyarakat!
Studi Kasus : Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30
November 1998. Amuk massa tersebut bermula dari
aksi perkabungan dan aksi solidaritas warga Kristen NTT atas peristiwa
Ketapang, yaiti bentrok antara warga Muslim dan Kristen dengan disertai
perusakan berbagai tempat ibadah. Aksi perkabungan dan solidaritas itu sendiri
diprakarsai oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan Kristen,
seperti GMKI, PMKRI, Pemuda Katholik NTT, dan mahasiswa di Kupang.
Karena isu pembakaran gereja, massa tersebut
kemudian bergerak menuju masjid di perkampungan muslim kelurahan Bonipoi dan
Solor, setelah sebelumnya melakukan perusakan masjid di Kupang. Amuk massa
tanggal 30 November tersebut mengakibatkan setidaknya 11 masjid, 1 mushola, dan
beberapa rumah serta pertokoan milik warga muslim rusak.
Amuk massa tersebut tidak hanya berhenti pada
tanggal 30 November itu saja. Dua hari setelahnya, yaitu tanggal 1 dan 2
Desember 1998 kerusuhan masih terjadi dan
mengakibatkan beberapa kerusakan. Sasaran amuk massa tersebut mencakup rumah
milik ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), masjid dan toko-toko milik
orang Bugis.
Kerusuhan Kupang tersebut berakar dari
persaingan kelompok masyarakat, yaitu antara penganut Kristen yang umumnya
warga asli dan warga muslim, yang sebagia adalah pendatang. Kecepatan
pertumbuhan masjid dan perkembangan ekonomi umat Islam yang baik, karena mereka
sulit menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), menimbulkan kecemburuan sosial. Amuk
massa tanggal 30 November 1998 adalah momentum
di mana kecemburuan tersebut mendapatkan ekspresinya lewat idiom agama.
Analisis : Sepanjang sejarah agama dapat
memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan dan
semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga
dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif
dari agama dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa
tempat di Indonesia.
Pada bagian ini akan diuraikan sebab
terjadinya konflik antar masyarakat beragama khususnya yang terjadi di
Indonesia dalam perspektif sosiologi agama.
Hendropuspito mengemukakan bahwa paling
tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari
agama.
1. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental.
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat
dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah
yang menjadi penyebab dari benturan itu.
Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai
gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan,
memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala
penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada
agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan
lawan dinilai menurut patokan itu.
Agama Islam dan Kristen di Indonesia,
merupakan agama samawi (revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu
Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan.
Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan
kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni,
memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan
demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai
hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu
hubungan pribadi itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai
masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan mereka masih berpikir tentang
pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia. Kelompok ini begitu
agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis keras.
Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap
mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu
konflik.
2. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan
agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras
ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan
perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh
dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak
yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan,
bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan
keamanan.
Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan
seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah
penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat.
Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang
umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan
suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.
3. Perbedaan Tingkat Kebudayaan.
Agama sebagai bagian dari budaya bangsa
manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak
sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat,
yakni budaya tradisional dan budaya modern.
Tempat-tempat terjadinya konflik antar
kelompok masyarakat agama Islam – Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak
perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat
memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang
memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja
lebih berwajah budaya Barat yang mewah.
Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat
yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor
pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di
Indonesia.
4. Masalah Mayoritas dan Minoritas Golongan
Agama.
Fenomena konflik sosial mempunyai aneka
penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah
masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.
Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa
yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan
kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang
Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang
mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok
minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen
sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti:
pemerusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.
Terjadinya konflik tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :
1. Karena tidak adanya keampuhan Pancasila dan
UUD 45 yang selama ini menjadi pedoman bangsa dan negara kita mulai digoyang
dengan adanya amandemen UUD 45 dan upaya merubah ideologi negara kita ke
ideologi agama tertentu.
2. Kurangnya rasa menghormati baik antar
pemeluk agama satu dengan yang lainnya ataupun sesama pemeluk agama.
Adanya kesalahpahaman yang timbul karena
adanya kurang komunikasi antar pemeluk agama.

Komentar